"Idiih, liat cecak mati aja kok terharu." Kalimat tersebut atau semacamnya pasti sering terdengar ketika ada seseorang atau malah kita sendiri yang terlalu menghayati dengan keadaan yang terjadi atau terlalu sensitif dengan keadaan-keadaan yang menonjok di hati. Selalu terbawa perasaan itulah intinya.
Istilah "baper" atau singkatan dari "bawa perasaan" adalah istilah gaul saat ini. Ya, betul seperti kepanjangannya yaitu bawa perasaan yang berarti perasaan yang ada dalam diri selalu keluar di berbagai momen tertentu yang mungkin beberapa momen tersebut seharusnya tidak terlalu dilebih-lebihkan. Tapi itu tergantung dari pelakunya ko.
Mungkin kita sendiri akan tersenyum saat melihat ada orang yang sedang baper seperti orang menangis saat mendengar lagu tertentu yang mengingatkan masa lalu saat terjatuh dari pohon mangga atau seseorang yang terharu saat mendengarkan curhatan orang lain. Ya, itu kembali lagi kepada si pelakunya.
Terus ada lagi orang yang nangis guling-guling saat ada adegan mengenaskan di sinetron atau drama-drama di tv. Pengen gue sambit itu orang. Enggak sampe segitunya juga kali. Sebenernya terserah mereka ya mau begitu atau kagak tapi jangan lebay-lebay amat dong.
Tapi kalo kita sendiri yang suka baper gimana? Apa yang kita rasa? Pengen gigit pagar rumah sampe ambrol? Atau enggak mau makan seharian dari pagi sampe sore (walau pas makan malam habis dua piring plus cemilan). Hanya kita yang tau apa yang kita rasa hehe.
Dan juga gue sering heran sama kelakuan remaja-remaja zaman sekarang yang keseringan baper di berbagai situasi tertentu. Apalagi kalo masalah cinta kayak putus sama pacar dan akhirnya memilih gantung diri di pohon bonsai. Juga bila di-PHP-in gebetan jadi sering ngambekan mulu dan bawaanya kayak banteng makan cabe. Aduduh ko jadi gitu ya. Mungkin juga karena faktor usia mereka yang masih labil. Ababil alias Abg labil gitu deh.
Jujur aja gue juga kadang sering kena sindrom baper di saat-saat tertentu kayak internet sedang lelet atau mendengar lagu kesukaan gue (walau lagu kesukaan gue banyak yang cadas). Gue sering merenung dan meratapi nasib gue ini. Kenapa gue enggak jadi Kamen Rider atau Super Sentai Ya? Tapi apalah daya gue hanyalah manusia biasa yang punya harapan dan perasaan.
Juga temen-temen gue kalo baper pasti versinya macam-macam. Ada yang dengerin musik galau (kebetulan teman gue cintanya sedang berantakan), ada yang duduk merenung dan melongo persis seperti kuda nil lagi sariawan. Ada juga yang bawaannya ngambek dan ngamuk mulu sampe muncul istilah getok dikit langsung getok balik. Macam-macam deh.
Tapi gue sampai pada kesimpulan yaitu sindrom baper selalu datang dan tidak bisa diantisipasi karena ini berhubungan dengan perasaan. Kalo perasaan kita berkata begini ya apa mau dikata tokh udah suratan takdir yang pentung eh yang penting kita harus bisa mengambil jalan yang terbaik tidak hanya mengandalkan jalan pintas karena siapa tau jalan pintas yang kita ambil sedang becek atau sedang diblokir aparat setempat (lebih bermasalah).
Moga bermanfaat ya hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar