Belakangan ini publik indonesia dikejutkan oleh suatu pemberitaan tentang suatu masalah dalam keluarga seorang Mmotivator kenamaan di Indonesia. Semuanya berawal dari sebuah acara yang mengundang seseorang yang mengaku sebagai anak dari motivator tersebut. Terlebih lagi orang tersebut menceritakan bahwa dia tidak diakui sebagai anak oleh motivator tersebut. Tak ayal hal ini menjadi begitu berefek besar. Di berbagai media ramai diberitakan tentang masalah ini.
Masalah ini pun akhirnya berbuntut panjang. Ada yang pro dan kontra. Semuanya menuturkan argumen masing-masing yang dianggap benar. Adapun motivator tersebut baik reputasi dan kehidupannya diterjang berbagai pemberitaan miring. Ada yang mendukung dan sudah pasti ada yang menghujat. Begitu pula yang terjadi pada orang yang mengaku sebagai anak motivator tersebut. Ada dukungan dan ada hujatan.
Kembali pada opini publik. Seseorang yang awalnya selalu mendukung bisa menjadi orang yang paling banyak menghujat dan menentang. Reputasi yang baik bisa musnah hanya karena hal kecil yang memantik api permasalahan. Begitu juga hal yang menimpa motivator tersebut. Berbagai dukungan serta pujian seketika berubah jadi hujatan yang tidak mengenakan. Begitu kejam reaksi publik.
Masalah menjadi panjang ketika sang motivator mensomasi pembawa acara yang mengundang orang yang mengaku sebagai anaknya. Pembawa acara itupun tidak terima dan memberikan perlawanan balik. Makin panjang urusan. Terlebih lagi berbagai reaksi publik yang semakin menyudutkan sang motivator. Berbagai pemberitaan miring kian muncul mengenai kehidupan beliau. Sudah tak terhitung cibiran dan ejekan. Meskipun begitu juga pasti ada orang yang mendukung sang motivator untuk tetap tabah dan bisa menyelesaikan masalah yang tergolong pelik ini.
Ibarat pepatah, semakin tinggi pohon tumbuh maka semakin deras pula angin yang mendera. Apalagi masalah ini menyangkut dengan nama besar seseorang. Ibarat sebuah bom yang meledak tiba-tiba yang menghancurkan apa yang ada di sekitar. Sebuah masalah yang dikatakan kontroversial bila diungkapkan ke berbagai media dan menjadi opini publik akan menghasilkan sesuatu yang begitu mengejutkan. Sikap publik yang begitu kritis dan akan begitu berapi-api bila mendengar berita yang "sensasional" ini ibarat sebuah pedang bermata dua. Kita bisa melukai dan kita bisa dilukai.
Berbagai argumen yang dilontarkan oleh kedua belah pihak entah yang mana yang fakta atau yang mana bohong belaka. Biarlah waktu yang menentukan dan langkah apa yang mereka ambil. Pertanyaan yang tepat adalah siapa yang berbohong dan siapa yang berbicara fakta. Semua akan ketahuan atau mungkin masalah ini akan berlarut lalu menguap begitu saja dan menghilang dari pembicaraan publik.
Masalah ini pun akhirnya berbuntut panjang. Ada yang pro dan kontra. Semuanya menuturkan argumen masing-masing yang dianggap benar. Adapun motivator tersebut baik reputasi dan kehidupannya diterjang berbagai pemberitaan miring. Ada yang mendukung dan sudah pasti ada yang menghujat. Begitu pula yang terjadi pada orang yang mengaku sebagai anak motivator tersebut. Ada dukungan dan ada hujatan.
Kembali pada opini publik. Seseorang yang awalnya selalu mendukung bisa menjadi orang yang paling banyak menghujat dan menentang. Reputasi yang baik bisa musnah hanya karena hal kecil yang memantik api permasalahan. Begitu juga hal yang menimpa motivator tersebut. Berbagai dukungan serta pujian seketika berubah jadi hujatan yang tidak mengenakan. Begitu kejam reaksi publik.
Masalah menjadi panjang ketika sang motivator mensomasi pembawa acara yang mengundang orang yang mengaku sebagai anaknya. Pembawa acara itupun tidak terima dan memberikan perlawanan balik. Makin panjang urusan. Terlebih lagi berbagai reaksi publik yang semakin menyudutkan sang motivator. Berbagai pemberitaan miring kian muncul mengenai kehidupan beliau. Sudah tak terhitung cibiran dan ejekan. Meskipun begitu juga pasti ada orang yang mendukung sang motivator untuk tetap tabah dan bisa menyelesaikan masalah yang tergolong pelik ini.
Ibarat pepatah, semakin tinggi pohon tumbuh maka semakin deras pula angin yang mendera. Apalagi masalah ini menyangkut dengan nama besar seseorang. Ibarat sebuah bom yang meledak tiba-tiba yang menghancurkan apa yang ada di sekitar. Sebuah masalah yang dikatakan kontroversial bila diungkapkan ke berbagai media dan menjadi opini publik akan menghasilkan sesuatu yang begitu mengejutkan. Sikap publik yang begitu kritis dan akan begitu berapi-api bila mendengar berita yang "sensasional" ini ibarat sebuah pedang bermata dua. Kita bisa melukai dan kita bisa dilukai.
Berbagai argumen yang dilontarkan oleh kedua belah pihak entah yang mana yang fakta atau yang mana bohong belaka. Biarlah waktu yang menentukan dan langkah apa yang mereka ambil. Pertanyaan yang tepat adalah siapa yang berbohong dan siapa yang berbicara fakta. Semua akan ketahuan atau mungkin masalah ini akan berlarut lalu menguap begitu saja dan menghilang dari pembicaraan publik.
bbb
BalasHapus