Sabtu, 16 Juli 2016

Catatan Hati Seorang Pengkhayal

Fantasy

   Ini udah kesekian kalinya artikel gue yang judulnya pake embel-embel "Catatan" yang entah sudah berapa buah artikel karena gue enggak pernah ngitung apalagi mengabsen satu persatu. Seperti judul yang udah gue tongkrongin di atas, sudah pasti kali ini gue akan membahas tentang yang namanya khayalan dan apa saja efeknya terhadap hidup gue yang sederhana tapi wow ini. Ditemani musik-musik bernada sendu tapi menggelegar dari grup band metal serta diterangi cerahnya lampu kamar gue yang terkenal paling cerah di seantero rumah gue.

   Berkhayal adalah salah satu hal yang paling perlu dilakukan bagi kita-kita yang lagi mencari inspirasi. Kayak gue ini yang suka membikin tulisan kurang jelas dan sering kali absurd enggak tau kemana juntrungannya. Tapi gue udah bangga disebut penulis walau masih di bawah kelas teri atau masih kelas plankton.

   Berkhayal emang punya efek besar bagi gue sedari gue masih cilik dan imut-imut dulu(sekarang mah amit-amit). Gue kecil suka menghayal jadi superhero, Kamen Rider atau Ultraman. Makanya gue kalo nonton TV pastinya acara-acara TV macam itu yang jadi menu favorit ketika hari minggu datang menjelang. Daya jelajah otak gue di dunia khayalan menjadi begitu beringas. Gue menghayal dari menjadi Ultraman, Kamen Rider, Superhero sampe berkhayal berpetualang di tempat enggak dikenal kayak Indiana Jones. Macam-macam pokoknya.

   Lulus SD dan masuk SLTP, khayalan gue enggak kayak anak-anak lagi. Gue sering berkhayal tentang cewek-cewek cakep yang ada di sekolah tapi tenang aja bukan khayalan mesum-mesum kok. Mengkhayal bagaimana kalo gue dan si Dia jadian? Pasti romantis banget bak pasangan sejoli yang tertimpa dahan pohon mangga. Tapi itu cuma khayalan semata. Gue juga suka berkhayal bahwa gue jadi siswa paling top di sekolah yang digilai kaum hawa dan begitu mempesona. Tapi itu juga khayalan dan sama sekali enggak terjadi di dunia nyata. Kenyataannya gue cuma siswa biasa dan kadang menjadi seorang pecundang yang digilai laler. Sering kena bully malahan.

   Saat SMA gue juga kurang lebih begitu. Mengkhayal tentang cewek atau mengkhayal menjadi siswa top di seantero sekolah. Tapi lagi-lagi kenyataan sering berkata lain. Juga gue berkhayal bisa mendapatkan cewek taksiran gue. Khayalan yang paling indah dan akhirnya menumbuhkan sebuah harapan. Tapi kenyataannya sama aja ya gue enggak bisa mewujudkan hal tersebut dan akhirnya merasa sakit sendiri. Lumayan pilu hati kecil gue ini. Sudah jatuh tertimpa tangga plus atapnya roboh pula.

   Gue juga berkhayal seandainya tampang gue seganteng Robert Pattinson atau Zac Efron. Udah pasti banyak yang naksir gue. Tapi apa daya tampang gue udah pas-pasan dan hampir enggak lulus KKM (Kriteria Kegantengan Minimal). Atau seandainya otak gue sejenius Albert Einstein, gue pasti udah sering ikut olimpiade cabang olahraga lompat indah. Dan khayalan gue emang selalu indah tapi dalam kenyataan sering menyakitkan. Dan gue berpikir apa salah dan dosa gue. Gue jahil? Enggak juga. Gue sering ngutang di warung? Walaupun kadang-kadang ngutang tapi enggak sering-sering amat. Gue kena kutukan? Bisa jadi.

   Tapi gue sadar bahwa khayalan gue yang lumayan liar ini bisa jadi salah satu senjata dalam menjalani hidup gue. Dan langkah-langkah gue selanjutnya bisa jadi jalan yang tepat impian gue. But wait! dulu gue enggak punya impian. Jadinya gue biarin aja otak gue mengkhayal ngalur ngidul dan gue biarin berbagai inspirasi mengalir apa adanya bak air sungai yang kena banjir bandang.

   Inspirasi yang lahir dan sering menghiasi otak gue akhirnya gue tuangkan melalui bakat gue dalam hal menggambar dan bikin grafis. Khayalan gue akhirnya bisa gue salurkan selagi mengasah bakat gue sebagai seniman. Berbagai karya lahir dari tangan gue dan sekarang sering gue pamerkan kepada diri gue sendiri (minimal gue bisa memamerkan).

   Namun sekarang gue juga menemukan bakat gue yang lain, yang terpendam, yang gue awalnya enggak tahu bahwa gue ternyata juga punya bakat dalam hal tersebut. Dan bakat itu adalah Eng! Ing Eng! Menulis. Yupz ternyata gue juga punya bakat dalam hal menulis. Bukan menulis cerita yang sesuai dengan EYD sih karena gue sering kaku kalo di suruh menulis dengan kaidah EYD. Gue lebih condong ke arah yang lebih santai,muda dan ceria. Gue lumayan humoris tapi kebanyakan lawakan gue garing sih. Tapi enggak apa-apa yang penting gue udah jadi penulis kelas plankton. Dan di blog gue ini gue menunjukan pada semua pengunjung yang berkunjung dan membaca artikel yang kebanyakan absurd di blog gue ini.

   Dari khayalan dan berbagai pengalaman yang udah gue alami sering gue tuangkan serta gue taburkan di berbagai artikel di blog gue. Yupz, karena pengalaman yang gue alami adalah hal yang paling mudah untuk gue rangkai menjadi kata dan kalimat serta inspirasi dari khayalan gue sangat berpengaruh dalam tulisan gue. Akhirnya terlahirlah artikel made in gue yang berkelas plankton.

   Dan berkhayal adalah salah satu hal yang sering gue lakukan karena seperti yang gue katakan tadi bahwa mengkhayal adalah salah satu senjata gue untuk menjalani hidup dan mengkhayal  hal yang penting untuk mendapatkan inspirasi atau lebih tepatnya ide untuk melakukan sesuatu. Dapat ide dan selanjutnya terserah kita mau kita apakan ide tersebut. Mau diwujudkan atau cuma dipendam ya terserah kita OK.

Note: Tulisan ini dibuat penulis yang (katanya) bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar